Minggu, 09 Maret 2014

Mobilitas Sosial


Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Dengan demikian mobilitas sosial disebut juga perpindahan sosial, gerak sosial, atau gerakan sosial. Secara umum mobilitas sosial diartikan sebagai perpindahan orang atau kelompok orang dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain. Tetapi mobilitas sosial tidak selalu diartikan sebagai bentuk perpindahan dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi karena mobilitas sosial sesungguhnya dapat berlangsung dalam dua arah.
    Mobilitas sosial bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan penghasilan yang dialami individu atau seluruh anggota masyarakat. Perubahan dalam mobilitas sosial ditandai oleh struktur sosial yang meliputi hubungan antar individu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok. Baik mobilitas individu maupun kelompok sama-sama memiliki dampak sosial. Keduanya membawa pengaruh bagi perubahan struktur masyarakat yang bersangkutan. Mobilitas sosial berkaitan erat dengan stratifikasi sosial karena mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata ke strata sosial yang lain.
    Menurut Paul B. Horton (1999:102), mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan
dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack (1986:83), mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
    Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.
    Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

2. Jenis-jenis Mobilitas Sosial
a. Mobilitas Vertikal
    Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda. Dalam mobilitas vertikal terjadi perpindahan status yang tidak sederajat dan dapat dibedakan menjadi perpindahan naik ataupun turun dari strata satu ke strata yang lain. Mobilitas vertikal yang naik disebut social climbing (upward mobility) misalnya seorang staf karyawan yang dipromosikan atasan untuk menjadi kepala sub bagian. Adapun mobilitas sosial yang turun disebut social sinking (downward mobility), misalnya seorang manajer keuangan melakukan kesalahan fatal dalam menuliskan laporan keuangan perusahaan, maka ia diturunkan menjadi staf keuangan.
Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk, yaitu:
1) Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia, misalnya seorang guru menjadi kepala sekolah.


2) Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi daripada lapisan sosial yang sudah ada, misalnya karena ketrampilan dan keahlian yang dimiliki maka suatu perusahaan tertentu mampu menyaingi perusahaan lama yang terlebih dahulu terkenal.
Sedangkan mobilitas vertikal turun memiliki dua bentuk, yaitu :
1) Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah, misalnya karena pensiun maka seorang direktur bank berubah menjadi rakyat biasa.
2) Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa suatu disintegrasi dalam kelompok sebagai suatu kesatuan, misalnya lembaga yang terkena kasus korupsi akan memiliki derajat sosial yang rendah.
Mudah tidaknya seseorang melakukan mobilitas vertikal salah satunya ditentukan oleh kekakuan dan keluwesan struktur sosial dimana orang itu hidup. Mereka yang memiliki bekal pendidikan yang tinggi dan hidup di lingkungan masyarakat yang menghargai profesionalisme besar kemungkinan akan lebih mudah menembus batas-batas pelapisan sosial dan naik ke kedudukan lebih tinggi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sebaliknya setinggi apapun tingkat pendidikan seseorang tetapi bila ia hidup pada suatu lingkungan masyarakat yang masih kuat nilai-nilai primordialisme dan sistem hubungan koneksi maka kecil kemungkinan orang tersebut akan bisa lancar jenjang karirnya dalam bekerja.
Secara umum, prinsip-prinsip dalam mobilitas vertikal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Hampir tidak ada masyarakat yang sifat sistem pelapisan sosialnya secara mutlak tertutup sekalipun itu pada masyarakat yang berkasta. Misalnya, di India, seorang kasta Brahmana apabila melakukan kesalahan besar dapat dikeluarkan dari kastanya dan turun menjadi kasta yang lebih rendah.
2) Betapa pun terbukanya sistem lapisan sosial dalam suatu masyarakat tidak mungkin gerak sosial vertikal dapat dilakukan sebebas-bebasnya, sedikit banyak akan ada hambatan-hambatan.
3) Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tidaklah ada setiap masyarakat mempunyai ciri tersendiri bagi gerak sosialnya.
4) Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik serta pekerjaan adalah berbeda-beda.
5) Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik dan pekerjaan tidak ada kecenderungan yang kontinum perihal bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial. Hal ini berlaku bagi suatu Negara, lembaga sosial yang besar dan juga bagi sejarah manusia.
b. Mobilitas Horizontal
    Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dalam mobilitas horizontal terjadi perpindahan yang sederajat tidak terjadi perubahan derajat kedudukan seseorang atau sekelompok orang. Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan. Mobilitas horizontal sangat diperlukan untuk penyegaran peningkatan daya

hasil dan daya guna sehingga perananya dapat lebih efektif dan efisien. Mobilitas horizontal tidak menimbulkan pengaruh terhadap tinggi-rendahnya status atau kedudukan sosial seseorang. Selain itu mobilitas horizontal dapat terjadi karena terpaksa ataupun sukarela. Contoh mobilitas horizontal antara lain, perpindahan penduduk karena bencana alam direlokasi ke daerah transmigrasi, atau migrasi yang dilakukan penduduk desa ke kota untuk mencari pekerjaan karena di desa sudah tidak ada pekerjaan lagi.
c. Mobilitas Antargenerasi
    Mobilitas antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih. Pada mobilitas ini yang menjadi landasan adalah status ekonomi dan terjadi di lembaga keluarga. Jenis mobilitas ini yang sering terjadi di dalam masyarakat. Jika seorang yang mempunyai kecerdasan maupun kepintaran, maka orang tersebut dapat naik statusnya dan sebaliknya. Mobilitas ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Mobilitas Intergenerasi
    Merupakan perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi. Mobilitas intergenerasi terdiri dari 2 bentuk yaitu mobilitas intergenerasi yang naik dan mobilitas intergenerasi yang turun. Misalnya, bapaknya adalah seorang direktur bank sedangkan anaknya hanya menjadi staf karyawan bank.
2) Mobilitas Intragenerasi
    Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok generasi yang sama. Misalnya, adiknya seorang kepala sekolah sedangkan kakaknya hanya menjadi guru.
d. Mobilitas Geografis
    Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Mobilitas geografis terjadi akibat keadaan daerah tempat tinggal suatu masyarakat tidak kondusif untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat yang merasa termarginalkan akhirnya melakukan gerak sosial untuk mencari yang memberikan suasana pemenuhan hidup secara memuaskan. Tetapi, bentuk mobilitas demikian akan menimbulkan masalah-masalah sosial di daerah yang dituju. Diantara masalah tersebut adalah kependudukan, kriminalitas, serta tempat tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate

Free Hit Counter